Apakah mereka memiliki pilihan?



Hai, tanggal muda!. Aku takut dengan banyak hal, bertambah usia tidak selalu menyenangkan. Bodohnya aku dulu, waktu masih usia belasan, aku tidak melakukan banyak hal yang menyenangkan. Rasa penyesalan ketika masih usia belasan sangat mengganggu pikiranku, mungkin dulu jika aku mendapat dukungan pada hal - hal yang aku sukai, aku dapat menjadi sesuatu yang lebih sekarang ini. Mungkin. Yang aku pikirkan sekarang ketika melihat adik adik kecil yang masih berlarian dijalanan, atau adik adik yang masih bisa bersenang senang "apakah mereka bisa mencapai hal - hal yang mereka inginkan dengan dukungan orang - orang sekitarnya? atau mereka menderita dan patah semangat seperti aku?".

Aku berfikir menjadi anak kecil memang tidak adil, ada yang dipaksa mengikuti cita cita orang lain namun ketika dewasa mereka disalahkan karena gagal menggapai cita cita orang lain. Lalu bagaimana dengan cita cita anak itu sendiri yang digagalkan jauh sebelum mereka berusaha untuk menggapainya?. Memang terlalu liar untuk berkata seperti itu, hanya karena sudut pandangku. Tapi untuk aku sendiri yang sudah di usia seperti sekarang, apakah aku memiliki pilihan yang sama banyaknya seperti mereka?, atau hanya aku saja yang merasa sudah tidak memiliki waktu untuk mengejar apa yang aku inginkan?. Ada rasa iri ketika melihat mereka yang usianya jauh lebih muda dapat melakukan banyak hal yang mereka inginkan tanpa ada tekanan dari pihak lain.

Jikalau aku bisa memutar waktu, 10 tahun lalu aku ingin memaksa diriku sendiri untuk tidak terpatahkan oleh omongan orang lain, tapi tentu tidak bisa. Aku yang sekarang sudah terlanjur terbentuk dengan hal hal seperti itu, entah apa yang bisa diperbaiki dari banyaknya hal yang sudah kumiliki sekarang ini. Mungkin setiap orang memang punya penyesalan, ada yang masih terkurung di kotak yang sama ada yang sudah keluar dan menyadari ternyata masih didalam kotak yang sedikit lebih besar. Entah hal ini dirasakan orang lain atau tidak, tapi aku merasa seperti itu. Sesak, pengap, sangat tidak nyaman. Entah menerima rasa takut dan penyesalan, atau mengalahkan hal hal seperti itu, aku pikir keduanya tidak masuk akal, atau hanya aku yang tidak tau caranya. 

Kali ini aku tidak menemukan kesimpulan apapun dari kondisi yang aku miliki, hanya rasa lelah yang menahun. Apa yang harus aku cari saat ini juga tidak dapat aku temukan. Tujuan hingga keahlian apa yang aku miliki, aku masih belum tahu. Bagaimana kedepannya, apa yang harus dilakukan, aku tidak tahu. Semoga mereka yang muda memiliki pilihan, atau setidaknya diberikan pilihan, bukan dipatahkan pilihannya. 

Comments